Lampung (HO) – Mitra Bentala Lampung merupakan Non Govermental Organization (NGO) yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan sosial kemasyarakatan, terutama isu dan permasalahan yang ada di wilayah pesisir laut dan pulau-pulau kecil Provinsi Lampung.
Intervensi yang dilakukan selama ini bertujuan untuk mendorong pengelolaan sumberdaya alam yang adil, demokratis dan berkelanjutan. Keberhasilan program pendampingan tidak terlepas dari kapasitas pendamping dalam memfasilitasi berbagai pertemuan, sesi diskusi, pelatihan dan penyusunan rencana kerja.
Kapasitas fasilitator yang baik akan diperoleh dengan adanya pelatihan dan pengalaman pendampingan yang dilakukan oleh Community Organizer (CO) dilapangan.
Pelatihan teknik fasilitasi ini dilakukan pada hari ini jumat 5 April 2024 di kantor Mitra Bentala. Peserta yang hadir mengikuti kegiatan ini sebanyak 20 orang yang terdiri dari staff, CO dan relawan yang ada di Mitra Bentala.
Pelatihan ini di pandu oleh Kurniadi dan Ibu Hesty dari Perkumpulan Kelompok Relawan untuk Penguatan Petani (KAWAN TANI) yang juga memiliki latar belakang pengetahuan dan keterampilan dalam memfasilitasi berbagai pertemuan dan kegiatan.
Peserta diberi materi tentang teknik memfasilitasi berbagai pertemuan atau diskusi, membangun suasana pembelajaran dan merancang suatu kegiatan. Kendala teknis dan hambatan yang mungkin terjadi dan dialami oleh peserta di lapangan juga menjadi sesi yang menarik pada pelatihan ini.
Rizani, selaku Direktur Mitra Bentala menyampaikan bahwa pendamping yang baik (CO) adalah yang bisa memahami dan merasakan apa yang dialami oleh masyarakat, mampu menemukan potensi yang dimiliki dan memberi ruang agar masyarakat dapat mengatasi persoalan serta menemukan solusinya.
“Kerja-kerja pendampingan adalah kerja yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan dan itupun harus di-asah terus menerus,” ujarnya, Jumat (5/4/2024).
Destia Novasari, selaku Koordinator Program Pesisir dan Laut menyatakan harapannya bahwa setelah pelatihan para peserta akan diturunkan ke lokasi dan membuat rencana bersama kelompok.
“Mengingat saat ini kita sedang fokus pada penguatan nelayan rajungan yang ada di 5 Desa yang tersebar di Pantai Timur Provinsi Lampung. Kegiatan ini juga melibatkan para koordinator program lainnya yang juga sedang melakukan kegiatan pengurangan risiko bencana bagi komunitas yang ada di pesisir Kabupaten Lampung Selatan dan juga kegiatan konservasi di Kabupaten Tanggamus,” ujarnya.
Sementara Dewi Ira Rahmawati, selaku Koordinator Program Kebencanaan menyatakan ingin menerapkan teknik ini untuk membangun rencana kerja di dua desa pesisir Kabupaten Lampung Selatan untuk aksi Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Berbasis komunitas.
“Hal ini dilakukan mengingat wilayah Pesisir Kabupaten Lampung Selatan rawan bencana tsunami,” sebutnya. Â (Red)