Selasa, Januari 21, 2025

Perubahan Iklim Lampung, Mitra Bentala dan Kaum Muda Gelar Diskusi

Lampung (HO) – MITRA BENTALA melakukan Diskusi Publik dengan tema peran kaum muda atau milineal upaya untuk mengurangi dampak perubahan iklim Provinsi Lampung. Acara dilaksanakan hari ini di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA), Sabtu (9/3/2024).

Acara menghadirkan narasumber dari ahli iklim Universitas Lampung Tumiar Katarina Manik, dari BMKG Lampung Eva Nurhayati dan petani muda dari desa Trimulyo kecamatan Tegineneng Supandi.

Acara yang di buka oleh wakil direktur III kemahasiswaan POLINELA Agung Adi Chandra menyampaikan acara seperti ini sangat jarang dilakukan di lingkungan kampus atau perguruan tinggi atau anak-anak muda seperti mahasiswa.

Perubahan Iklim Lampung, Mitra Bentala dan Kaum Muda Gelar Diskusi

“Maka pihak kampus sangat mendukung acara diskusi publik ini untuk membuka cakrawala mahasiswa dan kau muda atau generasi Z terkait perubahan iklim yang saat ini sangat dirasakan dampaknya bagi kita semua,” ucapnya.

Baca Juga:  Kades Mekar Jaya Kinerjanya Dikeluhkan Masyarakat, DD 2018-2024 Terindikasi KKN

Sementara itu Direktur Mitra Bentala Rizani menyampaikan bahwa kegiatan diskusi publik yang bekersama dengan politeknik pecinta alam (POLTAPALA) POLINELA hari ini bertujuan untuk menyebarluaskan isu perubahan iklim ke berbagai kalangan.

“Hari ini terkhusus bagi kaum muda atau mahasiswa untuk menyikapi kejadian iklim yang telah terjadi. Maka peserta pun yang hadir adalah mahasiswa berbagai perguruan tinggi pada acara ini. Bicara perubahan iklim banyak sekali fenomena kejadian ekstrim saat ini terjadi akibat dari dampak perubahan iklim,” terangnya.

“Sektor pertanian yang sangat merasakan dampak dari perubahan iklim saat ini, pola tanam terganggu, berbagai penyakit dan hama baru pun timbul, akibatnya petani tidak mendapatkan hasil produksi yang sangat minim,” tambahnya.

Baca Juga:  Diduga Endehoi, Warga Pergoki Camat Padang Cermin Bersama Janda Hingga Malam

Supandi salah satu petani muda dari Desa Trimulyo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran sangat merasakan kejadian alam akibat dari dampak perubahan iklim. Kami sebagai petani sangat terganggu beberapa bulan terakhir ini.

“Mau menanam padi, tanaman palawija dan horticultur tidak menentu kapan mau memulainya. Musim hujan dan kemarau saat ini susah diprediksi, seperti kejadian El-nino berdampak besar bagi petani,” sebutnya.

Diketahui, Pemerintah Indonesia telah menghitung potensi kerugian Pendapatan Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP) akibat perubahan iklim, yaitu total sebesar 115,53 triliun rupiah, dan khusus sektor pertanian sebesar 19,94 triliun rupiah pada tahun 2024. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Kebijakan Pembangunan Berketahanan Iklim (KPBI) untuk periode 2020-2045. (Red)

Berita Populer

Sidang Sengketa Ijazah di MK,  Kuasa Hukum Aries Sandi TaK Bisa Tunjukkan Bukti

Jakarta (HO) - Mahkamah Konstitusi (MK) melanjutkan sidang sengketa perselisihan hasil Pilkada Kabupaten Pesawaran, Senin, 20 Januari 2025. Agenda sidang lanjutan kali ini mendengarkan...

Masyarakat Desak Kejari Lamsel Periksa Feriode Kades Karang Rejo

Lampung Selatan (HO) - Terkait dugaan korupsi dana desa (DD) tahun 2020 sampai 2024, masyarakat Desa Karang Rejo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan...
error: Content is protected !!