Handalonline.com – Mendekatkan diri kepada Allah SWT dzat yang memiliki bumi maupun seisinya merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari usaha seluruh rakyat Indonesia untuk melewati badai pandemi yang sedang melanda.
Bahkan, sejak zaman Nabi Muhammad SAW mendakwahkan Wahyu dari Sang Khaliq, permasalahan pandemi/wabah sudah ada, pun dengan solusi melewatinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tha’un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya.” (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).
Berjemur dibawah sinar matahari pagi, durasi tidur yang cukup, hingga menjaga kesehatan mental diri sudah menjadi budaya terhitung sejak pandemi melanda. Kebiasaan tersebut tentunya harus dibarengi dengan kenyamanan tempat tinggal agar apa yang dicita-citakan pemerintah dalam memutus rantai penularan Coronavirus Disease (Covid-19) bisa berjalan dengan baik.
“Work from home” sebagai jurus perusahaan-perusahaan dalam menjaga produktivitas pekerja tanpa harus mengambil resiko makin mewabahnya Corona, secara tidak langsung “memaksa” masyarakat untuk bisa memiliki hunian nyaman dalam waktu yang sangat singkat.
Pengalaman seorang perantau asal Muaro Bungo, Jambi, Andi Darussalam (28) yang kini bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan mebel di Provinsi Lampung bisa dijadikan contoh bahwa rumah menjadi salah satu kebutuhan vital untuk dirinya menjawab tantangan dimasa Pandemi Covid-19.
Minggu petang, saat itu langit menangis pelan seakan ragu mengeluarkan hujan, namun sudah mampu mengintimidasi Andi untuk tidak berani keluar kamar kos kendati untuk membeli odol yang dirasanya hanya cukup sekali pakai lagi.
Sebelum pandemi masuk ke tanah Lampung, Andi menghabiskan 60% waktunya berada ditempat kerja, sehingga sewa kos Rp.750.000,-/bulan sudah lebih dari cukup untuk dirinya merebahkan diri selepas giat di tempat kerja.
Dari balik kaca tipis Andi melihat sembari setengah melamun sebuah banner seruan pemerintah agar masyarakat tetap di rumah saja jika tidak ada keperluan yang mendesak selama Kota Bandarlampung masih dalam status zona merah.
“Tidak masalah tetap di rumah, karena bekerja pun sekarang hanya dengan laptop,” gumamnya.
Andi mengernyitkan dahi seakan tidak setuju dengan pendapatnya tadi dibandingkan dengan keadaan dimana saat ini dirinya tinggal.
“Tapi ini kan bukan rumah, hanya kamar kos yang cukup besar namun tidak nyaman untuk dijadikan tempat kerja,” ujarnya lagi.
Lamunan Andi terhenti saat pintu kamar kos yang engselnya kerap lepas dibuka seseorang tanpa salam maupun sapaan.
Yogi Hariyanto (33), sahabat sekaligus rekan kerjanya di kantor menghampiri dengan senyum namun tetap tidak bisa menyembunyikan raut lelahnya imbas dari peraturan kerja dimasa Covid-19.
“Tidak bisa bertahan dengan keadaan seperti ini, bisa stres lama-lama ada di ruangan sempit dengan tumpukan kertas pekerjaan,” keluh Yogi.
“Aku sudah konsultasi dengan kawan-kawan lain yang sudah punya rumah sendiri, aku mau cari rumah, kalau kamu belum kefikiran ke arah sana nanti bisa tinggal di rumahku setelah proses pembeliannya selesai,” timpalnya.
Andi tidak menjawab dan hanya memandang wajah sahabatnya, menghela nafas kecil lalu bertanya.
“Kok mudah betul ya mau beli rumah, bahkan sudah nawarin orang lain tinggal di rumah yang baru mau dibeli, gimana caranya?” Ungkap Andi terheran-heran.
Yogi balas tak menjawab, hanya saja jari-jarinya yang terlihat besar memainkan Android seraya memandang tajam ke salah satu web bernama BTN Properti.
Ya, Yogi sudah memutuskan untuk pembelian rumah melalui PT Bank Tabungan Negara (BTN) atas masukan dari rekan kerja lain yang lebih dulu mengajukan KPR.
Andi hanya mengimbangi sohibnya dengan “nimbrung” memantau layar gawai namun dalam benaknya menyimpan banyak tanya tentang teknis pembelian rumah yang dimaksud.
Tidak berselang lama Yogi tersenyum dan meminta pendapat Andi terkait rumah hunian yang telah Ia temukan di web BTN Properti.
“Luas tanah 84 M2, luas bangunan 36M2, lokasi dipinggiran Kota Bandarlampung, kita masih bisa istirahat dan bekerja dengan nyaman, gimana menurutmu? Kalau kira-kira bagus aku coba simulasikan KPR-nya, mau Syariah atau konvensional,” tukasnya.
Sebuah rumah dikawasan Kemiling, Kota Bandarlampung yang merupakan perumahan subsidi dengan KPR mulai dari Rp.536.674,-/bulan dengan tenor 25 tahun dan suku bunga 5% dipilih Yogi dengan dalih penghasilan dirinya masih bisa untuk kebutuhan lainnya baik sehari-hari maupun tabungan.
“Ada 13 kavling tersedia, kalau kamu mau bisa cek juga supaya kita bertetangga, saya akan ambil di kavling 3A, itu 17A dengan 12B bisa kamu ambil cuma dipisahkan jalan perumahan lebar 4 meter,” rayu Yogi.
Andi menjawab dengan cepat tanpa mengurangi tanda tanya dibenaknya.
“Ya, pesan lah dulu, aku hitung dulu kebutuhan pembayaran dengan sisa gajiku ini, yang penting aku sudah hitung-hitungan gampang aku ikuti jalanmu, toh cara pemesanannya juga aku lihat praktis dan mudah,” jawab Andi.
*Hikmah Pandemi dan Transformasi BTN*
Pahala Nugraha Mansury saat masih menjadi Direktur Utama Bank BTN sebelum akhirnya diangkat menjadi Wakil Menteri BUMN pada Desember 2020, mengajak masyarakat untuk mengambil hikmah dari adanya bencana Covid-19. Dirinya mengatakan bahwa pandemi Covid-19 mengajarkan banyak hal. Bagaimana seseorang harus mempersiapkan masa depan secara matang guna kepemilikan tabungan maupun rumah.
“Bank BTN menyadari betul bahwa Hidup tidak hanya tentang hari Ini, sehingga kami merancang berbagai produk transaksi digital, tabungan, hingga KPR (Kredit Pemilikan Rumah) untuk membantu masyarakat Indonesia mempersiapkan masa depan,” jelasnya dalam Virtual Media Briefing di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ditambahkan, kompleksitas kebutuhan masyarakat membuat BTN berinovasi agar dikemudian hari masyarakat dapat memiliki masa depan dalam hal pendidikan dan keperluan penting lainnya.
“Layanan tabungan Batara BTN akan menjadi solusi kepada masyarakat menyongsong kehidupan kedepan lebih baik lagi,” tambahnya.
Beberapa program dipersiapkan oleh BTN salah satunya program unggulan “KPR GAEESSS” dan portal BTN Properti sebagai pemandu.
“Jika ekonomi berkembang dan memiliki perusahaan sendiri, kami juga memiliki produk BTN Solusi yang menawarkan kemudahan payroll dengan benefit skema bunga dan cicilan kredit yang menarik bagi para karyawan perusahaan,” imbuhnya.
Tidak cukup sampai disitu, dalam rangka mendukung masyarakat Indonesia memiliki rumah, Bank BTN menyelenggarakan acara Indonesia Property Expo 2020 pada 22 Agustus hingga 30 September 2020. Acara yang dikemas dalam platform digital berkonsep virtual 4D ini digelar dalam rangka menyediakan berbagai pilihan hunian bagi masyarakat Indonesia baik untuk ditempati maupun investasi.
“fungsi rumah dimasa Pandemi seperti sekarang tidak hanya untuk tempat tinggal, tapi juga untuk tempat bekerja. Karena itu, kami menghadirkan kembali IPEX Virtual 4D ini untuk memudahkan masyarakat memiliki rumah,” tandasnya.
IPEX Virtual 4D diharapkan dapat memudahkan masyarakat Indonesia untuk mencari properti melalui situs ipex.btnproperti.co.id. Calon pembeli hanya cukup masuk ke situs ipex.btnproperti.co.id lalu memilih wilayah serta rumah yang diajukan. Kemudian, calon pembeli hunian dapat langsung membayar booking fee serta mengajukan KPR secara online melalui btnproperti.co.id.
Pada IPEX tersebut, berbagai promo menarik akan ditawarkan Bank BTN.
“Penawaran bunga promo di bawah 5%, akan menjadi warna dari IPEX tersebut,” lanjutnya.
Tercatat, pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 0,32% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp251,04 triliun pada semester I/2019 menjadi Rp251,83 triliun di periode yang sama tahun 2020.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi Bank BTN tercatat menjadi penyumbang pertumbuhan kredit BBTN secara keseluruhan. KPR Subsidi yang menempati porsi sebesar 45,11% dari total portofolio kredit di Bank BTN tersebut tumbuh positif di level 5,84% yoy. Per semester I/2020, KPR Subsidi Bank BTN tercatat naik dari Rp107,34 triliun pada semester I/2019 menjadi Rp113,61 triliun.
Tak hanya KPR bersubsidi, di segmen kredit perumahan, Bank BTN juga telah menyalurkan KPR Non-subsidi, kredit perumahan lainnya, dan kredit konstruksi masing-masing sebesar Rp79,87 triliun, Rp7,56 triliun, dan Rp27,87 triliun per semester I/2020. Dengan penyaluran tersebut, total KPR di Bank BTN tumbuh sebesar 2,47% yoy dari Rp188,82 triliun menjadi Rp193,49 triliun per 30 Juni 2020.
*Target Kinerja BTN 2021*
Dilansir kontan.co.id Setelah mencatatkan kinerja positif di tahun 2020, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) optimis kinerja perusahaan akan lebih meningkat di tahun 2021. Hal tersebut ditegaskan Plt Direktur Utama Bank BTN Nixon Napitupulu dalam Paparan Kinerja Kuartal IV secara virtual di Jakarta, Senin (15/2/2021).
Tidak tanggung-tanggung, target yang dipatok Bank BTN tahun 2021 adalah kredit diharapkan dapat naik 7%-9% secara year on year (yoy). Dan proyeksi itu jauh lebih besar dibandingkan realisasi kinerja di tahun 2020 lalu.
Ada 1,68% kredit baru dalam catatan Bank BTN dalam laporan keuangannya. Dan secara tahunan menjadi Rp 260,11 triliun. Hal tersebut menurut Nixon masih lebih baik dibandingkan rata-rata kredit perbankan yang menurun lebih dari 2% tahun lalu.
KPR Subsidi dan Non-subsidi masih menjadi penopang dan penunjang kredit di tahun 2021, dikarenakan tahun lalu kredit perumahan BTN mencatatkan peningkatan 3,29% yoy menjadi Rp 234,78 triliun atau sekitar 90,26% dari total kredit perseroan.
Sedangkan penopang utamanya bersumber dari KPR subsidi yang mencetak kenaikan 8,63% yoy menjadi Rp 120,72 triliun. “Untuk KPR subsidi dan KPR non subsidi dengan harga di bawah Rp 300 juta masih ada peluang untuk tumbuh baik,” jelas Nixon.
Dalam hal aset BTN menargetkan kenaikan, pertumbuhan kredit di tahun ini menurut BPN akan berpengaruh terhadap aset. Per akhir 2020 lalu, total aset Bank BTN tercatat sebesar Rp 361,2 triliun. Angka tersebut tumbuh sebesar 15,85% dari total aset di tahun 2019 sebesar Rp 311,77 triliun.
Dengan memakai asumsi pertumbuhan yang sejalan dengan kredit, Nixon optimis aset Bank BTN bisa menyentuh Rp 400 triliun pada akhir tahun 2021.
Untuk dana pihak ketiga (DPK) tahun ini bank BTN mematok pertumbuhan 7%-9%. Meski lebih rendah dibandingkan pertumbuhan di tahun lalu yang mencapai 23,84% yoy.
Kerjasama dengan Kementerian dan Lembaga, perusahaan BUMN serta perusahaan swasta lain akan ditempuh Bank BTN sebagai salah satu jurus peningkatan CASA. Termasuk upaya optimalisasi digital untuk meningkatkan layanan kepada nasabah.
Target tertinggi dari BTN di tahun 2021 adalah dalam hal meraup laba bersih, yakni tumbuh pada kisaran 50%-70% secara yoy. Dengan mendorong sederet program inisiatif. Nixon menargetkan tahun ini target Bank BTN bakal ada di kisaran Rp 2,5 triliun sampai dengan Rp 2,8 triliun.
Untuk diketahui, sepanjang tahun 2020 lalu BTN mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,6 triliun. Perolehan laba tersebut tercatat naik 665,71% yoy dari laba bersih tahun 2019 sebesar Rp 209 miliar.
“Profit target masih tumbuh 50%. Kita akan lihat potensi pertumbuhannya ada di mana saja,” pungkas Nixon.
Penulis: Jurnalis Handalonline.com Randy Septian