Lampung (HO) – Mitra Bentala melakukan serial diskusi iklim untuk kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung hari ini 2 April 2024 di hotel De Green Bandar Lampung.
Acara ini di hadiri oleh anggota kelompok kerja (Pokja) atau OPD Pembangunan Rendah Karbon dan Berketahanan Iklim (PRKBI) kabupaten Pesawaran, perwakilan kelompok tani desa Trimulyo, kelompok Wanita tani (KWT), petani muda atau petani milenial, pemerintahan desa Trimulyo, NGO dan media.
Acara di awali dengan sambutan dari Direktur MITRA BENTALA Rizani menyampaikan salah satu kegiatan ini dilakukan bahwa dampak perubahan iklim sudah terjadi dan dirasakan Dimana-mana, termasuk Kabupaten Pesawaran.
“Kebijakan Pembangunan berketahanan iklim tahun2020-2024 adalah salah satu kebijakan pusat untuk Upaya mengatasi dampak perubahan iklim,” terangnya.
Saat ini lanjut nya, Kabupaten Pesawaran telah terbentuk Kelompok kerja (Pokja) Pembangunan Rendah Karbon dan Berketahanan Iklim (PRKBI) yang anggotanya adalah perwakilan dari Dinas-dinas (OPD).
“Ada 4 sektor yang paling terdampak yaitu sektor pertanian, perikanan dan kelautan, sektor Kesehatan dan Air,” ujarnya.
Sementara itu petani muda dari Desa Trimulyo Supandi mengatakan bahwa dampak perubahan iklim yang terjadi saati ini sangat di rasakan oleh para petani.
“Kejadian El-Nino yang menyebabkan kekeringan mengakibatkan petani banyak gagal panen dan pola tanam terganggu. Saat ini juga muncul berbagai hama penyakit baru akibat dari cuaca ektrim dampak perubahan iklim,” katanya.
Begitu juga dari Dinas Pariwisata Saputra, dampak perubahan iklim pasti akan terganggu dari pariwisata untuk berkunjung.
“Faktor ekonomi misalkan hasil panen menurun tentunya untuk berwisata juga akan berkurang, dan banyak hal lainnya,” sebutnya.
Mashabi selaku manager advokasi dan kajian MITRA BENTALA menyampaikan, acara ini dalam rangka untuk menyikapi dampak perubahan iklim yang telah terjadi beberapa tahun terakhir ini. Kabupaten Pesawaran yang mengandalkan di sektor pertanian sangat merasakan dampaknya.
Dikatakannya, Kecamatan Tegineneng terutama Desa Trimulyo untuk sektor pertanian sangat terganggu. Kekeringan yang terjadi beberapa waktu lalu dan adanya El-Nino menyebabkan produksi pertanian turun drastis. Para petani terganggu pola tanamnya, bahkan yang suda menanam terjadi gagal panen.
“Melalui Program “Voice for Inclusiveness Climate Resilience Actions (VICRA) inisiasi untuk mengatasi dampak perubahan iklim yang terjadi pada sektor pertanian, upaya yang dilakukan serta bagaimana melibatkan kelompok rentan (inklusif) untuk berpartisipasi dalam program perubahan iklim,” pungkasnya. (Red)