“Dipaksa Mengakui, Bocah di Pukuli Hingga Lebam, Besi Panas di Tempelkan di Tubuhnya”
Pesawaran (HO) – Sadis, Bocah 13 tahun inisial R asal Desa Negeri Sakti Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung mengalami penganiayaan hingga babak belur dan luka bakar di tubuh nya dengan cara menempelkan besi panas, diduga di lakukan oleh salah satu ustad Pondok Pesantren Salahuddin yang berlokasi di desa setempat.
Rohadi orang tua korban menjelaskan anaknya dipaksa mengakui aksi pencurian kemudian dianiaya oleh ustad di pondok pesantren hingga korban menderita lebam dan di sekujur tubuh anak nya ada luka bakar, atas kejadian tersebut pihak keluarga telah melaporkan pelaku kepada pihak yang berwajib.
“Kami tinggal bersebelahan dengan pondok Pesantren Salahudin dalam hal ini kami selaku orang tua korban tidak terima atas apa yang sudah terjadi terhadap anak kami apalagi anak kami masih dibawah umur dan dipaksa mengakui aksi pencurian, kami pihak keluarga juga sudah melaporkan perbuatan ustad tersebut Ke Polres Pesawaran Polda Lampung,” terang nya Sabtu (4/1/2024).
Lebih lanjut orang tua korban R menjelaskan bahwa anaknya hanya diajak dan ikut-ikutan baru melakukan aksinya bersama rekannya tersebut, naasnya belum sempat melakukan aksinya dan sudah di tangkap, kemudian di pukuli habis habisan, parahnya korban dipaksa mengakui segala kehilangan dengan menggunakan besi panas yang di tempelkan di tubuhnya.
“Saya selaku orang tua sangat tidak terima apa yang telah dilakukan oleh pihak pondok Pesantren Salahuddin kalaupun anak saya memang bersalah harusnya tidak main hakim sendiri terlebih anak saya masih dibawah umur serahkan kepada saya maupun pihak keluarga kita cari solusi yang terbaik bukan malah main hakim sendiri,” timpal nya.
Kemudian saat media Handalonline.com melakukan konfirmasi terhadap Ustad Pondok Pesantren Modern Salahuddin, mengaku bernama Hamid membenarkan jika dia sering kehilangan uang dan merencanakan untuk menjebak pelaku pencurian tersebut.
“Uang saya sejak bulan Oktober itu sering hilang kurang lebih ada 10 jutaan jujur saja saya geram kemudian saya jebak ketangkap saya emosi,” ungkap Hamid.
Kemudian dia menjelaskan setelah tertangkap dia meluapkan amarahnya dan melakukan pemukulan.
“Orang tuanya tidak terima, selesai magrib tadi saya telepon bapak mantan kapolres, kalau sampeyan nggak percaya nanti saya telepon dia,” ucap nya.
Selanjutnya dia mengatakan bilamana keluarga R melaporkan kejadian tersebut, dirinya sangat siap karena dia juga mengakui bahwa perbuatannya salah.
“Saya siap diproses hukum karena pengaduan orang tua anaknya, saya aniaya saya juga dianiaya karena saya ada videonya bahkan pak mantan kapolres mengatakan silakan saling adu saja,” tutupnya. (Indra Jaya)