“Atau, mungkin ada upaya untuk mengamankan posisi disaat Ketua DPW PKB Lampung sedang dirundung masalah,
sehingga mulai menempatkan orang-orangnya, atau minimal orang yang bisa di atur dalam tubuh PKB, dengan tanpa memikirkan dampak yang lebih besar terhadap kejayaan dan kebesaran PKB”
Pelaksanaan Musyawarah Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dilaksanakan secara serempak, khususnya di Provinsi Lampung, menyisakan banyak luka dan catatan miring tentang Kebijakan dan keputusan DPP PKB.
Keputusan DPP PKB yang mengganti Pengurus DPC PKB hampir di seluruh Kabupaten Kota di Lampung, bahkan di beberapa daerah di pulau jawa, ternyata tanpa mempertimbngkan proses kaderisasi dan Pengabdian Kader Partai dimasing-masing kabupaten.
Sebagai contoh, Ketua DPC PKB Kabupaten Pringsewu, Ustadz Taufiq Hidayat, merupakan Ketua DPC Periode 2016-2021, seorang sosok santri yang sangat dekat dengan Keluarga besar Nahdhotul Ulama, khususnya di Kabupaten Pringsewu. Santri yang lama mengabdikan diri di Pondok Pesantren Al Mubarok Pekallongan ini telah mampu merubah konstalasi politik Pringsewu pada Pileg 2019.
Terbukti, kepiawayan Ustadz muda ini dalam meramu gerakan dalam komunikasi politik dan Doa, PKB Pringsewu bisa mendudukkan kadernya sampai ke Wakil Pimpinan dengan perolehan 6 Kursi. Melonjak 200 persen. Alih-alih mendapatkan reward, justru Ustadz Taufiq Hidayat diganti.
Padahal, pada periode kepemimpinan sebelumnya yang diketua oleh Maulana Lahuddin (ketua DPC Pringsewu periode 2009-2014) hanya mampu mendudukkan 2 kadernya menjadi Anggota DPRD setempat.
Lalu berangkat ke Kabupaten Tanggamus. Ketua DPC PKB Tanggamus Azuwansyah, merupakan Kader PMII sekaligus Kader PKB militant, pada periode kepemimpinannya, Bang- Azwan selain berhasil dilantik menjadi Anggota DPRD Provinsi Lampung periode 2019-2024, ia juga mampu memperoleh 7 (tujuh) kursi di DPRD Tanggamus.
Lagi-lagi, bukannya memberikan reward kepada kader yang berhasil memenangi pileg, justru Azuwansyah kini diganti dengan seorang kader PKB yang baru bergabung di PKB, Irwandi Suralaga (meskipun sosok ini adalah Kader PMII Tulen).
Lalu, Bagaimana di Pesawaran?
Kabupaten Pesawaran merupakan Kabupaten yang menjadi primadona, Sosok Matrohupi merupakan sosok Ketua yang controversial.
Dengan segudang Karier organisasinya, Mantan Ketua DPD KNPI Pesawaran ini sebelum menjadi Ketua DPC PKB Pesawaran periode 2016-2021, pernah menjadi Ketua Garda Bangsa Kabupaten Pesawaran. Bahkan, Sebelum Menjadi Ketua Garda Bangsa Pesawaran, Bang ipi, Panggilan akrabnya, pernah menduduki jabatan Sekretaris Umum MPC Pemuda Pancasila selama dua periode. Tepatnya sejak 2008-2014.
Entah karena Kelihaianya, atau karena Doa para Gurunya, Bang Ipi yang saat ini sudah mendirikan Majelis Zikir dan Sholawat Eling, telah mengantarkan Kader PKB Pesawaran pada posisi Wakil Pimpinan DPRD Pesawaran dengan perolehan 5 (lima ) kursi pada Pemilu Legislatif 2019 lalu. Padahal posisi Wakil Pimpinan Bagi PKB merupakan Sejarah Baru di Bumi Andan Jejama Pesawaran.
Namun Ironisnya, menurut Bang ipi, Hanifah, SE Anggota DPRD Provinsi Lampung, Yang menggantikan posisinya sebagai ketua DPC PKB Pesawaran, merupakan salah satu Penyandang dana yang membiayai Demontrasi ke DPW PKB pada tahun 2018 lalu, yang meminta DPW untuk memecat Matrohupi sebagai ketua DPC. Dan ini diakui oleh Hanifah dihadapan hampir seluruh pengurus PCNU Pesawaran dan F PKB Pesawaran pada rapat NU dan F PKB Pesawaran di sekretariat PCNU Pesawaran tahun 2020 lalu.
Dari 3 Contoh Kesalahan DPP dan DPW PKB mengganti Ketua DPC di 3 Kabupaten ini, penulis belum menemukan jawaban yang jelas tentang dasar dan pertimbangan apa keputusan itu di ambil. Jika dasarnya AD/ART, maka langkah itu tidak sesuai dengan AD/ART.
Jika keputusan itu sebagai reward, maka alangkah naifnya PKB yang saat ini menjadi Partai pemenang ke 4 Nasional, dan tentu ini menjadi catatan sejarah anak bangsa. Tapi, jika keputusan ini didasari atas like and dis like?
Entah, akan tetapi, penulis menilai ada indikasi scenario yang sangat jahat di tubuh PKB khususnya di Lampung untuk meng adu domba kader partai sehingga PKB akan terpuruk.
Atau, mungkin ada upaya untuk mengamankan posisi disaat Ketua DPW PKB Lampung sedang dirundung masalah, sehingga mulai menempatkan orang-orangnya, atau minimal orang yang bisa di atur dalam tubuh PKB dengan tanpa memikirkan dampak yang lebih besar terhadap kejayaan dan kebesaran PKB. (WALLAHU ALAM)
Kita tunggu edisi tulisan lepas selanjutnya.
Penulis
Matrohupi, S. Ag.