Jumat, Desember 6, 2024

Hadapi Tantangan Industri Kreatif, Pers Jalankan Fungsi Lembaga Pendidik

Jakarta (HO) – Saat menghadapi tantangan industri kreatif di masa pandemi COVID-19, pers mempunyai andil yang sangat penting untuk mengatasi kesenjangan digital salah satunya dengan menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidik.

Demikianla dikatakan anggota Penasihat PWI Pusat Eduard Depari, masalah pokok kesenjangan talenta digital bangsa ini adalah pendidikan, sedangkan Indonesia ditantang untuk menghasilkan 600.000 talenta digital setiap tahun.

“Maka, sebagai lembaga pendidikan informal, pers memiliki tanggung jawab untuk ikut mengambil bagian dalam proses pendidikan melalui pesan-pesan yang disampaikan secara terbuka kepada publik,” jelas Eduard dalam webinar Industri Kreatif bertajuk “Industri Kreatif di Masa Pandemi: Mengubah Tantangan Menjadi Peluang,” bertempat di Candi Bentar Hall, Ancol, Jakarta Utara, Minggu (7/2/2021).

Dikatakan, sekitar 9,5 juta tenaga kerja Indonesia akan terdampak langsung oleh teknologi berbasis kecerdasan buatan sampai tahun 2028, menurut prediksi Oxfoord Economics dan Cisco tahun 2017.

Pendidikan, bukan tidak mungkin dapat menjawab salah satu tantangan mengatasi kesenjangan digital di kalangan masyarakat, sehingga pers pun dapat turut memberikan andilnya memberi pendidikan.

Baca Juga:  Mantan Jaksa Desak Kejati Bongkar Korupsi KPU Pesawaran Puluhan Milyar

Namun Eduard menekankan peran pers juga harus dilihat secara proporsional, disamping adanya masalah-masalah lain seperti sirkulasi surat kabar yang menyusut, tenggelamnya media cetak tenggelam, serta berkurangnya penonton televisi.

Dalam era pandemi kini, masyarakat punya banyak waktu memperluas dan mengonsumsi informasi. Perubahan tersebut akan mempengaruhi akses dari mana dan apa yang masyarakat konsumsi.

“Kalau mereka melihat industri kreatif, apakah ikut paham atau skip? Ini pertanyaan besar yang harus dijawab supaya kita tidak melihat berlebihan peran pers dalam industri kreatif,” kata dia.

Senada halnya dengan dunia perbukuan, Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Hikmat Kurnia sepakat jika Indonesia harus menghasilkan manusia yang kreatif di era digital.

Hikmah menjelaskan di awal pandemi, laba penerbit dapat terjun bebas di angka 20 persen. Selain itu, penerbit dituntut berhemat “cash flow” dalam pencetakan buku, sehingga penerbit harus kreatif memanfaatkan media digital.

Baca Juga:  Arahan Presiden dan Kapolri, Kapolda Lampung Gass Pol, Sikat Korupsi, Narkoba,, dan Judi

Jalur distribusi buku pun terhambat, sehingga optimalisasi pasar daring menjadi faktor penting untuk bisa bertahan.

“Pre-order (pemesanan di awal) sekarang sangat menjamur. Buku itu belum dicetak sudah ditawarkan, sehingga yang diproduksi sesuai permintaan,” kata Hikmat.

Namun, yang sering dilupakan pengusaha penerbitan yakni tidak punya data cukup tentang konsumennya, sehingga pemanfaatan sarana digital untuk mengumpulkan data itu menjadi penting.

“Selera masing-masing konsumen ini menjadi penting ketika ditawarkan buku,” kata Hikmat.

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menggelar web seminar industri kreatif bertajuk “Industri Kreatif di Masa Pandemi: Mengubah Tantangan Menjadi Peluang” di Candi Bentar Hall, Ancol, Jakarta Utara, Minggu menyambut Hari Pers Nasional 2021.

Narasumber yang hadir dalam acara tersebut diantaranya Founder IKAT Indonesia Didiet Maulana, Ketua Ikatan Penerbit Indinesia (IKAPI) Hikmat Kurnia, Program Director Katapel.id Robby Wahyudi dan mewakili PWI Eduard Depari. (Ant/Red)

Berita Populer

Mantan Jaksa Desak Kejati Bongkar Korupsi KPU Pesawaran Puluhan Milyar

Pesawaran (HO) - Kepengurusan Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Pesawaran era Yatin Putro Sugino sudah demisioner. Namun masih menyisakan berbagai polemik. Pasal nya, dugaan korupsi...

Percepat dan Tingkatkan Pelayanan Satlantas Polres Pesawaran Gelar FKP

Pesawaran (HO) - Dalam rangka meningkatkan pelayanan penerbitan Surat Ijin Mengemudi (SIM), Satlantas Polres Pesawaran Polda Lampung menggelar Forum Konsultasi Publik (FKP) di Aula...