Tanggamus (HO)- Diduga Pembangunan Objek wisata yang berada di Dusun II Blok 21 yang di kelola Sukamto selaku Kepala Pekon Gisting Permai Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung dalam mengunakan anggaran Dana Desa (DD) tahun 2021 sampai 2022 dalam pelaksanaannya ternyata asal jadi dan terindikasi adanya penyimpangan anggaran.
Dari sumber informasi dan investigasi yang di dapat dari salah satu warga dusun II Blok 21 Pekon setempat (DM) mengatakan pembangunan objek wisata Pekon Gisting Permai benar adanya, yaitu seperti 1 monumen icon Burung Garuda serta 1 icon monumen Gula Aren, dan tempat santai terbuat dari bambu sekitar ada 5 titik.
Kemudian, masyarakat mempertanyakan terkait Dengan anggaran Dana Desa tahun 2021 Pagu Rp 812.503.000. dengan item Pengembangan Pariwisata tingkat desa (Pengembangan Pariwisata tingkat Pekon) Rp 100.540.000.
“Menurut kami sangat besar sekali anggaran nya mas. sedangkan yang dibangun tempat objek wisata tersebut cuma ada beberapa item saja seperti 1 pembangunan monumen burung Garuda, 1 monumen icon Gula aren, dan tempat santai para pengunjung terbuat dari bambu sekitar 5 titik saja,” ungkap DM kepada Media Handalonline.com, Senin, (5/9/2023).
“Dan seingat kami itu belum lama selesai di kerjakan tempat santai yang terbuat dari bambu tersebut sudah pada hancur semua karena tiupan angin, namanya di atas gunung mas,” ucapnya.
Selain itu, lanjutnya, akses menuju ke tempat objek wisata tersebut jalan sangat terjal sekali, seharusnya sebelum dibangun, mustinya jalan menuju tempat pariwisata tersebut di perbaiki, agar pengunjung yang ingin ke wisata merasa nyaman.
“Jangan kan pengunjung dari luar pekon, kami pun yang berdekatan dengan tempat wisata tersebut enggan mengunjunginya, karena melihat akses jalannya rusak sulit di lewati, dan kalau masalah anggaran pembuatan seperti itu mas, sudah paling banyak menghabiskan anggaran 30-40 juta sudah lebih dari cukup dan bisa kita kalkulasikan juga mas. Artinya pembangunan tersebut diduga banyak terjadi penyimpangan,” keluhnya DM.
Dia juga pertanyakan Penyertaan modal BUMdes (Penyertaan modal Pekon) Rp 95.000.000, terkesan tidak transparan dan ada indikasi penyimpangan.
“Setahu kami terkait item tersebut memang kami denger ada anggaranya mas, tapi pelaksanaan nya sampai sekarang kami tidak tahu, disini kan ada 5 dusun mas saya yakin banyak yang tidak tau terkait Bumdes tersebut, saya rasa orang-orang tertentu saja yang mengetahuinya mustinya dari pihak Pekon harus adil sama warganya, di beritahukan semua, inikan seolah-olah ada keberpihakan terkesan tebang pilih, dan kalau ada perkumpulan hanya itu-itu saja orangnya dan yang parahnya lagi mas, itu ketua Bumdesnya namanya Karsiman kakak dari istrinya Kakon kami, sangat wajar kalau ada dugaan permainan dalam pengelolaan bumdesnya, kami disini hampir mayoritas petani mas, sekiranya kami diberitahu dan ditawarkan pasti kami mau, kami pasti banyak yang membutuhkan, terutama untuk modal pembelian pupuk, dan lainya. Dan masalah dana Bumdes tersebut tidak berjalan maksimal mas, patut di pertanyakan juga kemana anggarannya,” sesalnya.
Ditempat terpisah, warga Dusun I blok 23 yang minta namanya tidak disebutkan mengatakan terkait item Pembangunan drainase dusun 1 blok 23 Rp 54.980.000 dan Penggalian drainase dusun 1 blok 23 Rp 10.880.000. dalam realisasi diduga tidak sesuai dengan anggaran yang ada.
“Mengenai pembangunan tersebut memang ada pisiknya mas, seperti penggalian dan pembangunannya, itu dibangunkan dengan volume Panjang sekitar 25 meter lebar nya sekitar 20 cm, dengan kedalaman 1 meteran, dengan pisik yang sudah dibangunkan jelas tidak masuk akal kalau menghabiskan anggaran sebesar itu, kami yakin anggaran tersebut di Mark’upkan,” bebernya.
Dan lagi seperti item Pemeliharaan Fasilitas pengelolaan sampah desa/pemukiman (Penampungan bank sampah dll)( petugas kebersihan lingkungan RT) tahap II Rp 11.875.000+ tahap III Rp 28.500.000 totalnya = Rp 40.375.000.
“Terkait hal itu, perlu mas tahu disini untuk tempat penampungannya sampah tidak ada mas, kami disini kalau urusan sampah itu warga buang masing-masing ada yang dengan cara dibakar, dan warga ada yang buat lobang untuk penampungan sampah sendiri. kami baru tahu, kalau ada anggarannya mas, tetapi pelaksanaan nya tidak berjalan, jadi jelas itu di fiktifkan,” tegasnya.
Tambahnya, item pembangunan/rehabilitasi /peningkatan/ pengerasan jalan lingkungan pemukiman/gang (Pembangunan Rabat beton Dusun III blok 19) Rp 38.444.000, dalam pengerjaan terindikasi Mark Up.
“Untuk pembuatan rabat beton dusun III blok 19 ada, tetapi jika di lihat dari pisiknya kami yakin ada dugaan Mark’up, karena dari kwalitas adukannya semennya sepertinya tidak sesuai dengan spek pengerjaannya, coba dilihat sudah banyak yang retak, dan kalau ukurannya tidak tahu, kalau mas ingin tahu tanya langsung sama pak Yunus karena setiap ada kegiatan dipekon dia yang dipercaya untuk mengondisikan tukangnya,” celotehnya.
Dia juga berujar, begitu juga untuk item Pembangunan pagar bata rapat tulang besi dan pilar TK-PKK Rp 28.410.000.
“Kalau pengerjaannya ada mas, betul dibangunkan tempatnya tidak jauh dari Kantor Pekon, mengenai hal itu bangunan bata yang terpasang sekitar Panjang keseluruhannya sekitar 12 meter, tingginya sekitar 1,5 M dan pagarnya terbuat dari tralis besi dan mengenai kalkulasi hitungan biaya kan bisa dilihat panjang dan tingginya, untuk bata saya kira 5000 bata sudah lebih dari cukup, kemudian semen dari bata merah sampai pengacian 20 sak cukup, kemudian pengecatan 1 ember cat ukuran 12 kg sudah lebih dari cukup kalau ditotal keseluruhan biayanya 15 juta sudah sama upah sudah lebih dari cukup, kan masih ada sisa, artinya indikasi mark’upnya jelas ada mas,” cetusnya.
Dan lagi masyarakat pun menanyakan kembali anggaran pada tahun 2022 dengan pagu Rp 807.350.000 seperti item Sekretariat satgas covid 19 tahap I Rp 23.269.000+ tahap II Rp 34.979.000+ tahap III Rp 35.723.927 total =Rp 93.971.927
Serta Penyiapan tempat cuci tangan dan pembersih cairan tangan Rp 17.289.000.
“Untuk item di atas di tahun 2022 covid 19 kan sudah tidak ada, masa pandemi nya pun sudah selesai kenapa masih dianggarkan kembali apalagi dana yang dikucurkan oleh Pemerintah pusat sebesar itu lalu dikemanakan anggaran sebanyak itu, kami menduga adanya manipulasi surat pertanggungjawaban atau (SPJ),” timpalnya.
Pihaknya juga mempertanyakan lagi terkait Pemeliharaan pengelolaan sampah desa /pemukiman( insentif petugas kebersihan lingkungan tingkat RT) tahap I Rp 8.550.000+ tahap II Rp 17.100.000+ tahap III Rp 34.200.000 total Rp 54.850.000.
“Menurut kami selaku masyarakat di sini tidak ada tempat pengelolaan sampah pasalnya kami masyarakat dari dulu kalau ingin membuang sampah ada yang dibakar dan ada juga warga yang sampahnya dibuang di kebun masing-masing seperti dibuatkan lobang, kami menduga anggaran tersebut telah disimpangkan,” katanya.
Selain itu ada item Pembangunan jalan usaha tani (Rabat beton dusun II blok 30)
Rp 62.900.000 dan pembangunan Tembok penahan tanah dusun II blok 30) Rp 60.700.000.
“Untuk pembangunan Rabat beton yang berada di dusun II blok 30 memang ada, cuma spek pengerjaannya tidak sesuai dengan anggaran yan ada, karena itu penambahan menuju ke jalan perumahan ,sedangkan yang arah perumahan itu, bukan dari anggaran DD, melainkan biayanya pribadi dari pihak perumahan, karena setiap perumahan jalan kan harus bagus, makanya kami berani katakan kalau anggarannya itu terindikasi ada permainan yang seolah-olah semua pihak Pekon yang mengerjakan dan pembangunan tembok penahan tanah itu kami pertanyakan di mana letak bangunannya, kalau tembok penahan tanah yang ada di dekat perumahan itu, pihak perumahan yang bangunkan bukan dari dana desa, yang jelas tidak ada lain selain itu yang dimaksudkan kemudian dikatakan mereka anggarannya dari DD,” ungkapnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi oleh awak media kepala Pekon Gisting Permai, Sukamto menjelaskan Pengembangan Pariwisata tingkat desa perihal (Pengembangan Pariwisata tingkat Pekon), program tersebut kegiatan saat masa PJ.
“Menurut saya kalau pun mungkin kita bisa berupaya dengan cara lain kita gerak tetapi kalau masih menggunakan anggaran saya rasa mubajir karena waktu itu pengajuan dimasa PJ dan saya berharap PJ itu bisa membawa anggaran dari dinas sehingga bisa membuat satu kegiatan yang disitu dalam tanda kutipnya kalau diatas itukan judulnya Eko wisata,” kilahnya, Senin (25/9/2023).
Ditambahnya, terkait Penyertaan modal BUMdes (Penyertaan modal Pekon), sudah berjalan simpan pinjam.
“Alhamdulillah berjalan ada di bidang simpan pinjam, ada pengadaan minyak goreng BUMdes kita ini ngantor loh kemudian pembentukan itu dirapatkan, disosialisasikan, kita ini hanya sebatas penyertaan modal selalu dievaluasi artinya perkembangannya sejauh mana,” ujarnya.
Selanjutnya, dirinya juga menerangkan terkait sekretariat satgas covid 19 Serta Penyiapan tempat cuci tangan dan pembersih cairan tangan.
“Itu Kalau pun kita tidak ada dasar mungkin ngak menganggarkan itu, itu juga merupakan salah satu perintah untuk penanggulangan covid kalau penganggaran dari angka yang dijabarkan nah mungkin daripada nanti saya salah ngomong ya lebih baik dibuka dokumen anggaran, untuk apa nanti saya kalau ngarang-ngarang takut salah nih begitu salah nanti terlanjur diangkat dipublikasi,” tuturnya.
Lebih lanjut,Kakon menjelaskan, terkait Pemeliharaan pengelolaan sampah desa /pemukiman( insentif petugas kebersihan lingkungan tingkat RT), Untuk penanganan sampah.
“Kita ini kan lagi berlangganan ya, mengunakan sokli mereka yang mengumpulkan sampah karena kita di sini ini yg menjadi persoalan karena belum memiliki TPS kita dan masyarakat mayoritas masih memiliki lahan untuk buat lubang sampah,” pungkasnya. (Ardiyan/Anwar Sahadat)