Pesisir Barat (HO) – Destinasi Wisata religi Gua Matu yang terletak di Desa Way Sindi Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung, di percaya oleh masyarakat setempat sebagai pertemuan untuk 12 kerajaan gaib.
Sebagai juru kunci, Makmur Hakim (63) menceritakan Gua Matu atau Gua Batu, ditemukan oleh kakek moyangnya yang bernama Sawaluddin pada masa penjajahan Inggris.
“Ditemukan oleh moyang kami pada zaman penjajahan Inggris. sampai beliau masuk dan bersemedi di sini. Alhamdulillah atas izin Allah, bertemu dengan Tuyuk Dewa Pangeran Hyang pemimpin 12 Kerajaan Matu. Sedangkan ratunya bernama Permaisuri Ratu Putri Gudung Sakti. Panglimanya bernama Poyang Panglima Haji Saleh,” terangnya, Kamis malam, (7/7/2022).
Pria yang biasa disapa Ayah Makmur ini meneruskan Gua Matu terletak di bawah tebing yang langsung menghadap ke laut, jumlah anak tangga menuju mulut gua ini sebanyak 299 anak tangga. dulu katanya, untuk membangun anak tangga atau akses jalan beton menuju Gua Matu tidak mudah, selain hal-hal ganjil, kondisi medan juga turut mempersulit.
“Untuk memasuki wisata Gua Matu, pengunjung tidak dikenakan tiket masuk, apapun tujuan pengunjung ke Gua Matu tidak akan tercapai jika dilandasi niat yang tidak baik dan hati yang tidak bersih,” ujarnya.
Menurut juru kunci wujud nyata dari makhluk gaib itu biasanya menjelma sebagai ular, biawak dan kelelawar dan untuk mengunjungi tempat tersebut wisatawan diharapkan dapat menjaga etika dan tata krama serta tidak sembarangan berbicara kotor.
“Karena hal tersebut bisa menganggu makhluk gaib yang bersemayam disana dan tentu agar selalu berhati-hati supaya tidak ada kejadian yang tidak diinginkan,” ucapnya.
*Terlepas percaya atau tidak hal itu kembali kepada diri sendiri tentu dimanapun berada harus menjunjung tinggi adat dan budaya karena itu merupakan kekayaan alami yang dimiliki rakyat Indonesia,” pungkasnya.
Diketahui, sepanjang perjalanan menyusuri anak tangga menuju mulut gua, suasana mistis dan aroma khas dari kotoran kelelawar sudah cukup menyengat. Suara ombak Samudera Hindia terus menderu, semakin menurun suaranya semakin jelas mendebarkan jantung.
Sesampainya di mulut Gua Matu, pengunjung ditemani juru kunci tidak langsung masuk. terlebih dahulu harus memanjatkan doa-doa khusus untuk meminta izin kepada penunggu gua yang tak kasat mata.
Di bagian atas mulut gua ini, terdapat beberapa ular yang konon jelmaan sang penunggu gua. Namun, tidak semua pengunjung bisa melihatnya. Karena sesekali nampak, dan bersembunyi di antara celah batu. (Red)