Surabaya (HO) – Kongres Himpunan Mahasiswa Islam ke-XXXI di Surabaya, Jawa Timur masih berlarut-larut. Dukungan antara dua kandidat, yakni Raihan Ariatama dan Nur Shoim membuat salah seorang peserta kongres meradang.
“Saya tidak mau HMI hanya dikapitalisasi oleh dua kelompok saja yang bertikai. Saya melihat ada indikasi kalau dua kubu yang bertikai merupakan kubu KNPI dengan didukung oleh oknum diluar HMI. Jangan sampai konflik KNPI merembet kepada pembelahan dukungan pada kongres kali ini,” tegas salah seorang peserta kongres yang tidak mau disebutkan namanya, Selasa (23/3).
Ditegaskan, HMI tidak hanya milik dua orang mengingat kandidat yang bertarung di kongres ada 26 orang.
“Seharusnya jangan hanya milik 2 orang saja yang akhirnya membuat peluang kandidat lain mengecil,” tegasnya.
Ia mengatakan, dua orang kandidat ini tidak layak memimpin PB HMI dan bukan merupakan sosok yang bisa menyatukan dualisme PB HMI.
“Bagaimana cara mereka menyatukan PB HMI, toh mereka berdua adalah orang yang berada di kubu yang sama. Malah HMI akan semakin rusak apabila salah satu diantara mereka menjadi Ketua Umum PB HMI,” ujarnya.
Dalam kongres HMI, lanjutnya, dibutuhkan orang-orang yang bisa menyatukan PB HMI, bukan malah orang-orang yang ikut dalam salah satu kelompok yang menjadi pemicu terbelahnya HMI. Apalagi kongres HMI ditarik-tarik kepada kepentingan KNPI dan senior-senior pun akhirnya terbelah.
“Kita harus menyelamatkan demokrasi di HMI dengan meminta agar dua orang kandidat yakni Raihan Ariatama dan Nur Shoim dapat mundur dari HMI. Karena dengan mereka berdua mundur, kongres dapat berlangsung secara demokratis dan HMI bisa diselamatkan,” tutupnya. (Fajar)